Tak Ada Cara Instan dalam Beragama
Apakah semarak dakwah dan pembelajaran agama di setiap Ramadan berpengaruh signifikan bagi perubahan prilaku keberagamaan kita ke arah yang lebih substantif dan produktif dari tahun ke tahun? Pertanyaan ini penting karena, dalam komunitas Muslim, yang lebih menonjol adalah fenomena keberagamaan ritual-simbolik atau aksi komunal berlabel agama seperti kemeriahan salat tarawih; semarak perjalanan umrah; gegap gempita tablig akbar; iring-iringan panjang pawai anti-Barat atau pro-khilafah; tumpah ruah pasar kaget komoditas berbau agama, dsb. Namun, tampaknya, kesalehan ritual seperti ini cenderung hanya membentuk karakter individu yang egois, pasif, angkuh, suka pamer dan kejar status. Banyak orang bangga menampilkan kesalehan ritual di ruang privat atau tempat ibadah, tapi tak segan memperagakan prilaku asosial di ruang publik. Tengoklah ciri umum lingkungan sosial di mana komunitas Muslim hidup: sampah bertebaran, comberan mampat, lalu lintas semrawut, hak-hak asasi yang terampas, k