Posts

Showing posts from June 25, 2006

Memperebutkan Makna Islam

Apa itu Islam? Siapakah yang sejatinya disebut Muslim? Siapa yang berhak menilai seseorang bukan lagi "Muslim", misalnya dengan menuduhnya telah menjadi munafik atau kafir? Pertanyaan-pertanyaan ini telah menjadi subjek banyak perdebatan di kalangan pemikir Muslim sepanjang sejarah Islam. Kenyataannya, makna Islam telah menjadi sesuatu yang contested (diperebutkan) dan melahirkan sejumlah varian Islam yang masih bisa diidentifikasi hingga hari ini. Setidaknya, dalam wacana sehari-hari kita biasa mendengar ada Islam Sunni, Islam Syiah, Islam Liberal, Islam “Radikal”, Islam Literal, Islam Fundamentalis, Islam Moderat, dll. Memang, seharusnya Islam itu hanya satu, takperlu dibagi-bagi ( indivisible ) dan takperlu tambahan kata sifat ( adjective ). Namun, tetap saja Islam bisa dilihat dalam berbagai tataran perspektif. Al-Quran sendiri menunjukkan perbedaan tingkatan keberislaman, misalnya diilustrasikan dalam Surah 49:14: “Orang Arab pegunungan berkata ‘Kami sudah menerima

UIN, Apanya Yang Islami?

Apa yang membuat Universitas Islam Negeri (UIN) Islami? Apa konsekuensi akademik dari transformasi IAIN Alauddin ke UIN? Apa kontribusi sosio-kultural perubahan status itu bagi umat Islam di kawasan timur Indonesia khususnya? Pertanyaan seperti ini mungkin makin relevan diajukan menjelang terpilihnya rektor UIN Makassar akhir Maret ini. Transformasi IAIN ke UIN membawa sejumlah konsekuensi penting. Secara akademik, kajian UIN akan mencakup studi-studi Islam dan ilmu-ilmu umum (sekular). Input UIN tak lagi hanya dari madrasah, pesantren atau masyarakat pedesaan, tapi kalangan lebih luas dan beragam yang meminati fakultas-fakultas ilmu umum UIN. Ini menjadi tantangan berat UIN. Secara akademik, mengkaji dua bidang keilmuan yang berbeda dalam satu atap mencuatkan sejumlah masalah. Kehadiran mahasiswa dalam jumlah besar dari pelbagai latar belakang akan mendesak UIN merumuskan kebijakan akademik dan nonakademik yang kompatibel dengan kebutuhan mahasiswa. Untuk mewujudkan visinya s

IAIN, UIN dan Tradisi Intelektual Islam di Indonesia

Apakah peran penting dan unik IAIN yang harus dilanjutkan setelah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN)? Ini adalah salah satu pertanyaan yang masih kerap diajukan kalangan civitas akademika UIN Alauddin. Saya sendiri menunjuk kepada peran dan kontribusi IAIN sebagai lokomotif dan locus pengembangan tradisi intelektual Islam di Indonesia. Peran itu bahkan bisa dimainkan secara lebih optimal lagi karena ranah kajian keilmuan UIN akan lebih luas, mencakup ilmu-ilmu agama dan umum sekaligus. IAIN dipandang telah memberi kontribusi penting bagi pengembangan tradisi intelektual Islam di Indonesia. Sulit membayangkan wajah Islam Indonesia hari ini tanpa kehadiran IAIN di awal 1960-an. Pemikiran dan praktek Islam di Indonesia mungkin akan tetap dicoraki aliran-aliran fiqih, teologi dan tasawuf klasik yang dikenal sejak awal datangnya Islam ke nusantara. Pada dekade awal berdirinya, studi Islam di IAIN memang masih sangat kental orientasi dakwahnya. Akibatnya, pendekatannya pun cende